Pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, Wilayah Donggala Kodi termaksud Wilayah yang masuk Daerah Swapraja Palu dengan Geografisnya berada di antara :
Sebelah Utara dengan Kabonena
Sebelah Timur dengan Kamonji
Sebelah Selatan dengan Balaroa
Sebelah Barat dengan Denggune
Sebelum Pemerintahan Kolonial Belanda menginjakan kakinya di Tanah Kaili (Palu), Maka tidak seorangpun yang mengetahui apa nama wailayah (Donggala Kodi) pada saat itu.
Pada waktu Belanda mulai masuk di lembah Palu, mula-mula Bangsa penjajah itu mendarat di kerajaan Banawa dan di situlah Belanda – Belanda berkeliaran sampai jauh ke daratan. Sesaat mereka terkesima melihat pohon-pohon yang kokoh kuat tumbuh di mana-mana dan ketika mereka menanyakan kepada penduduk apa nama pohon-pohon tersebut dan ternyata nama pohon itu adalah Donggala. Maka Pemerintah Kolonial Belanda berkesimpulan bahwa Kerajaan Banawa mereka jadikan Daerah Swapraja Donggala.
Selanjutnya bangsa penjajah itu melanjutkan perjalanan kearah selatan kurang lebih 32 Km yakni ke kerajaan Palu. Suatu Ketika Belanda-belanda itu melakukan perjalanan kepolosok-polosoksampai ke Pedalaman-pedalaman, maka kembali mereka Takjub dan terkesima karena Pohon-pohon yang sama yang mereka lihat di banawa ternyata banyak juga tumbuh di satu Wilayah kurang lebih 4 Km kearah Barat dari pusat Kerajaan palu. Maka kembali Belanda berkesimpulan Bahwa wilayah ini dinamakan Kampung Donggala Kodi.
Karena Kerajaan Banawa sudah di kukuhkan sebagai Daerah Swapraja Donggala Kodi yang beribukota Banawa, maka Donggala Kodi berstatus Kampung atau Desa dan termaksud Daerah Swapraja Palu
ADA DUA PENDAPAT TENTANG NAMA DONGGALA KODI
Konon katanya pohon Donggala Kodi di banawa sangat besar-besar sehingga di Banawa di sebut dengan Donggala Besar. Sedangkan Pohon Donggala di palu buahnya kecil-kecil sehingga di sebut dengan Donggala Kodi (Donggala Kecil)
Donggala di Banawa sebagai Daerah setingkat Kabupaten, sehingga di sebut dengan Donggala Besar. Sedangkan Donggala di palu setingkat Desa / Kelurahan, maka di sebut dengan Donggala Kecil (Donggala Kodi)
BUKTI SEJARAH
Sejarah membuktikan bahwa Donggala Kodi merupakan salah satu Wilayah atau Kampung tertua di Palu seperti adanya Bangunan-bangunan tua Peninggalan Kolonial Belanda yaitu :
SR (Sekolah rakyat), merupakan sekolah yang setingkat dengan SD yang di bangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927. Yang Lokasinya sekarang di bangun menjadi Kantor Kelurahan Donggala Kodi yang beralamatkan di Jalan Munif Rahman dan pada waktu itu murid-murid yang sekolah di SR berasal dari kampung Watusampu s/d Kampung Tatanga (tawanjuka), sekolah Rakyat (SR) setingkat SD yang dibangun oleh Kolonial Belanda diwilayah Swapraja palu adalah :
SR. Donggala Kodi yang bertempat di donggala Kodi
SR. Palu I yang Bertempat di Kampung Baru
SR. Palu II yang bertempat di maesa
Bak Air Minum Soemoer Yoega yang di bangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1929 yang berlokasi di Uwe Yuga Kelurahan Donggala Kodi
Bak Air Minum Soemoer Yoega yang di bangun oleh Pemerintah Belanda pada Tahun 1929 yang berlokasi di Jalan kedondong Kelurahan Donggala Kod
Kolam Renang Soemoer Koeloe yang di Bangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1929 yang berlokasi dekat dengan Soemoer Koeloe yang berlokasi di jalan Kedondong Kelurahan Donggala kodi
Dengan Bukti-bukti Sejarah tersebut, maka kita sepakat bahwa yang memberikan nama Donggala Kodi adalah Pemerintah Kolonial Belanda. Adapun perubahan nama Donggala Kecil menjadi Donggala Kodi yakni pada tahun 1978 yang bersamaan dengan berdirinya Kota Administratif Palu.
Sejarah Pemerintahan Kelurahan Donggala Kodi
Awalnya pemerintahan kelurahan donggala kodi dipimpin oleh Bapak Vatu sebagai Kepala Kampung pertama di kelurahan donggala kodi, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Latjeno jabatan sebagai SDA, Bapak Kava, Simba dan seterusnya hingga berganti Jabatan Kepala Kelurahan Donggala Kodi Bapak Djumadi Rampebibo sampai pada kepemimpinan Bapak Idris, S.H.,M.H Sebagai Pengganti Lurah Sementara hingga saat ini.
Berikut Lurah dan Kepala Desa yang pernah memimpin Kelurahan Donggala Kodi :
Vatu 1927-1928,KEPALA KAMPUNG
Latjeno 1928-1930SDA
Kava 1930-1934SDA
Simba 1934-1938SDA
Lamasundu 1938-1941SDA
Sanda 1941-1946SDA
Patu Randulibu 1946-1951SDA
Mado 1951-1956 SDA
Lamantji 1956-1961SDA
Mohamad Balisuro, 1961-1965SDA
Yalisando 1965-1965SDA
Lamantji 1965-1967SDA
Kamirudin Nuho 1967-1978SDA
Djumadi Rampebibo, 1978-1981SDA
Djumadi Rampebibo, 1981-2003 KEPALA KELURAHAN
Usman Laumarang, 2003-2005 KEPALA KELURAHAN
Kapau Bauwo, S.Sos, 2005-2013 KEPALA KELURAHAN
Asmarlin, S.Sos 2013-2015 KEPALA KELURAHAN
Marsuki,S.E., M.Si 2015-2016 KEPALA KELURAHAN
Asmarlin, S.Sos 2016-2016 KEPALA KELURAHAN
Ismu Oskar, S. sos 2016-2018 KEPALA KELURAHAN
Moh. Iqbal, s. Sos 2018-2022 KEPALA KELURAHAN
Nurhaya Che Haslisa, SE., M.Si, 2022-Agustus 2022 KEPALA KELURAHAN
Idris, S.H., M.H, 2022 Agustus s/d Sekarang PLT. KEPALA KELURAHAN
Demikian selayang Pandang Sejarah Kelurahan Donggala Kodi yang di urai secara singkat sesuai dengan Keterangan dan Penjelasan dari beberapa tokoh-tokoh masyarakat yang tertua yang ada di Kelurahan Donggala kodi.
SEJARAH SINGKAT KELURAHAN DONGGALA KODI
Pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, Wilayah Donggala Kodi termaksud Wilayah yang masuk Daerah Swapraja Palu dengan Geografisnya berada di antara :
Sebelum Pemerintahan Kolonial Belanda menginjakan kakinya di Tanah Kaili (Palu), Maka tidak seorangpun yang mengetahui apa nama wailayah (Donggala Kodi) pada saat itu.
Pada waktu Belanda mulai masuk di lembah Palu, mula-mula Bangsa penjajah itu mendarat di kerajaan Banawa dan di situlah Belanda – Belanda berkeliaran sampai jauh ke daratan. Sesaat mereka terkesima melihat pohon-pohon yang kokoh kuat tumbuh di mana-mana dan ketika mereka menanyakan kepada penduduk apa nama pohon-pohon tersebut dan ternyata nama pohon itu adalah Donggala. Maka Pemerintah Kolonial Belanda berkesimpulan bahwa Kerajaan Banawa mereka jadikan Daerah Swapraja Donggala.
Selanjutnya bangsa penjajah itu melanjutkan perjalanan kearah selatan kurang lebih 32 Km yakni ke kerajaan Palu. Suatu Ketika Belanda-belanda itu melakukan perjalanan kepolosok-polosoksampai ke Pedalaman-pedalaman, maka kembali mereka Takjub dan terkesima karena Pohon-pohon yang sama yang mereka lihat di banawa ternyata banyak juga tumbuh di satu Wilayah kurang lebih 4 Km kearah Barat dari pusat Kerajaan palu. Maka kembali Belanda berkesimpulan Bahwa wilayah ini dinamakan Kampung Donggala Kodi.
Karena Kerajaan Banawa sudah di kukuhkan sebagai Daerah Swapraja Donggala Kodi yang beribukota Banawa, maka Donggala Kodi berstatus Kampung atau Desa dan termaksud Daerah Swapraja Palu
ADA DUA PENDAPAT TENTANG NAMA DONGGALA KODI
BUKTI SEJARAH
Sejarah membuktikan bahwa Donggala Kodi merupakan salah satu Wilayah atau Kampung tertua di Palu seperti adanya Bangunan-bangunan tua Peninggalan Kolonial Belanda yaitu :
Dengan Bukti-bukti Sejarah tersebut, maka kita sepakat bahwa yang memberikan nama Donggala Kodi adalah Pemerintah Kolonial Belanda. Adapun perubahan nama Donggala Kecil menjadi Donggala Kodi yakni pada tahun 1978 yang bersamaan dengan berdirinya Kota Administratif Palu.
Sejarah Pemerintahan Kelurahan Donggala Kodi
Awalnya pemerintahan kelurahan donggala kodi dipimpin oleh Bapak Vatu sebagai Kepala Kampung pertama di kelurahan donggala kodi, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Latjeno jabatan sebagai SDA, Bapak Kava, Simba dan seterusnya hingga berganti Jabatan Kepala Kelurahan Donggala Kodi Bapak Djumadi Rampebibo sampai pada kepemimpinan Bapak Idris, S.H.,M.H Sebagai Pengganti Lurah Sementara hingga saat ini.
Berikut Lurah dan Kepala Desa yang pernah memimpin Kelurahan Donggala Kodi :
Demikian selayang Pandang Sejarah Kelurahan Donggala Kodi yang di urai secara singkat sesuai dengan Keterangan dan Penjelasan dari beberapa tokoh-tokoh masyarakat yang tertua yang ada di Kelurahan Donggala kodi.
Palu, 21 April 2009
Penyusun
MURSALIN